Majelis Lingkungan Hidup - Persyarikatan Muhammadiyah

Majelis Lingkungan Hidup
.: Home > Berita > Sekjen MLH Pantau Langsung Hutan Pendidikan UM Palangkaraya

Homepage

Sekjen MLH Pantau Langsung Hutan Pendidikan UM Palangkaraya

Kamis, 08-03-2018
Dibaca: 700

Rakumpit, 9 Maret 2018. Dengan berlajan selama Tiga jam dari perkampungan Muara Baru setelah sebelumnya menaiki perahu Klotok selama 50 menit, akhirnya Sekjen MLH PP Muhammadiyah dan rombongan lainnya sampai di titip nol hutan pendidikan UM Palangkaraya. "Medan ke sini sangat terjal karena berlumpur dan gambut. Tapi kita perlu langsung melihatnya sebagai komitmen dan dukungan terhadap apa yang dilakukan oleh Bu Siti Maimunah dari Fapertahut UM Palangkaraya" tegas sekjen MLH Dr Gatot Supangkat. 
 
Menurut Gatot, Hutan Pendidikan perlu dikembangkan oleh Peguruan Tinggi-Perguruan Tinggi Muhammamadiyah di seluruh Indonesia sebagai bentuk komitmen Muhammadiyah dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan perlindungan terhadap hutan "Kita terus kembangkan, saat ini alhamdulilah tidak hanya UM Palangkaraya tapi juga UM Bengkulu, Palu dan akan segera menyusul UM Sumatera Barat" tambahnya.
 
Hutan pendidikan UM Palangkaraya sendiri merupakan kawasan hutan seluas 5000 Ha yang diperuntukan untuk penelitian dan konservasi. "Keanekaragaman hayati di sini sangat luar biasa baik flora maupun fauna, seperti anggrek dan kayu Suli. Bahkan kita sudah over populasi untuk Orang Utan. Ditemukan juga Beruang Madu dan Kucing Hutan" jelas Bu Siti Maimunah sebagai koordinator dan inisiator Hutan Pendidikan. 
 
Selain itu Siti Maimunah menjalaskan, penelitian yang dilakukan tidak hanya melibatkan peneliti dari mahasiswa dan dosen UM Palangkaraya, tetapi juga banyak dilakukan dalam bentuk kerjasama dengan universitas-univeristas ternama di Dunia seperti Michigan USA, Cmabridge, dan Exeter UK. "Mereka datang ke sini, menginap di hutan bersama mahasiswa, belajar bersama, dan saya pung mengunjungi kampus-kampus mereka untuk presentasi ilmiah" jelas perempuan Dua anak dan alumni Menwa tersebut. 
 
Siti menambahkan, selain untuk penelitian, Hutan pun diperuntukan untuk konservasi. "Kita juga konsen dikonservasi, karena tekanan dari perusahaan dan masyarakat sekitar luar biasa. Hewan-hewan lindung banyak di kita karena di wilayah lain hutan rusak akibat tekanan tersebut" tambah situ. 
 
Dalam pengelolaannya, Siti banyak melibatkan masyarakat Dayak di sekitar kawasan hutan "Kita libatkan mereka untuk sama-sama menjaga Hutan ini. Mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari institusi kita" pungkas Siti. (RR)

Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website